Kamis, 08 November 2012

wanita


Album : Insan Istimewa
Munsyid : De Hearty
http://liriknasyid.com


 


Kau digelar sebagai penyeri dunia
Hadirmu melengkap hubungan manusia
Bukan sahaja dirindui yang biasa
Malah Adama turut sunyi tanpa Hawa

Akalmu senipis bilahan rambut
Tebalkanlah ia dengan limpahan ilmu
Jua hatimu bak kaca yang rapuh
Kuatkanlah ia dengan iman yang teguh

Tercipta engkau dari rusuk lelaki
Bukan dari kaki untuk dialasi
Bukan dari kepala untuk dijunjung
Tapi dekat dibahu untuk dilindung
Dekat jua di hati untuk dikasihi
Engkaulah wanita hiasan duniawi

Mana mungkin lahirnya bayangan yang lurus elok
Jika datangnya dari kayu yang bengkok
Begitulah peribadi yang dibentuk

Didiklah wanita dengan keimanan
Bukannya harta ataupun pujian
Kelak tidak derita berharap pada yang binasa

Engkaulah wanita istimewa

Sedarilah insan istimewa
Bahawa kelembutan bukan kelemahan
Bukan jua penghinaan dari Tuhan
Bahkan sebagai hiasan kecantikan

Lagu : Syamer (ADA Exists Sdn. Bhd.)
Lirik : Syamer (ADA Exists Sdn. Bhd.)

Senin, 05 November 2012

Cermin Kecil ku "cerpen"


9 Mei 2008 …

Ilustrasi. (qimta.devianart.com)
 Kala itu Jum’at siang, dalam hujan. Hari pertama aku keluar rumah dengan kain kerudung, saat akan berangkat les matematika. Hmmm … memang belum layak untuk dikatakan berhijab, masih dengan celana jeans ketat coklat abu-abu dan kaos putih ketat dipadupadankan dengan kerudung segi empat putih dan bros kura-kura. Sederhana, tapi menarik perhatian sampai kakak sepupu dan khadimat bertanya curiga, belum lagi teman les yang juga banyak tanya terkait penampilan baruku.
:: Senyum, mengingat betapa indah fase ini, meski orientasi belum lurus karena Allah.
11 Mei 2008 …
Aku (terpaksa) mengikuti anak-anak Rohis mendampingi TKM (kemah) pramuka. Menjalani aktivitas bersama anak-anak Rohis yang ternyata banyak kekecewaan yang aku dapat karena tak sebaik yang aku bayangkan, ini hari pertama dan kedua. Malam terakhir, ketika mas’ul Rohis datang, keadaan berubah total. Menjadi begitu tertata, kurasakan suasana yang begitu berbeda, tenteram, penuh nuansa agamis, tak ada lagi zina. Di sinilah hidayah mulai menyapa, kesadaran hadir benar-benar dari ruang hatiku. Aku mendapatkan cahaya cintaNya dan getar yang paling dahsyat saat aku membacakan surah Yasin buat anak-anak yang kesurupan dan saat membaca sari tilawah surah Ar-Rahman saat renungan malam, Allah terasa begitu dekat, sangat dekat ….
Pulang TKM, aku sms mas’ul Rohis, minta izin untuk bergabung. Alhamdulillah, dia mengizinkan.
Hari pertama masuk sekolah setelah TKM, aku terasa begitu berbeda, yang dahulu super rame di kelas, suka jahil dan baju super ketat serta tidak pernah dimasukkan. Mulai pendiam, seragam lebih rapi dan mulai dekat dengan mushalla sekolah. Aku yang dahulu anti Rohis kini telah menjadi bagian lingkaran ini, resikonya tak tanggung-tanggung, aku dijauhi teman-teman komunitasku.
Aku terus belajar, mulai semangat privat ngaji di rumah, tak lagi bandel dan banyak alasan agar bisa bolos ngaji. Aku begitu bersemangat membaca buku-buku muslimah yang ada di rumah, tiap hari sabtu selalu ke perpusda untuk melengkapi referensi bacaanku dan juga bergabung dengan kajian di masjid jami’. Tenteram rasanya, hari-hariku jauh dari kesibukan untuk hal-hal yang tidak penting.
1 bulan kemudian,
Aku bergabung dengan WISC, diajak oleh sahabatku dan mas’ul Rohis sma-ku (dia mas’ul WISC periode itu). Di sini aku bertemu teman-teman luar biasa dari seluruh SMA se-Wonosobo. Banyak kegiatan yang luar biasa di sini yang benar-benar semakin mendekatkan aku dengan Allah, sampai aku lupa dengan beratnya masalah di rumah, lupa dengan agenda shopping baju, lupa keluyuran keliling sudut-sudut Wonosobo, lupa dengan segala kebiasaan burukku. Upz … waktu itu nilai raport-ku turun, terdepak dari 10 besar, aku hanya peringkat 12 dari 40 siswa, sampai sempat dilarang ikut organisasi oleh orang tua, tapi ini salahku, yang terlalu menikmati aktivitas baruku sampai kadang bolos les dan malas belajar . Karena sampai rumah menjelang Maghrib dan sudah lelah. Hehe masih bandel ternyata^^
Hingga kemudian, oleh mas’ul-ku aku diperkenalkan dengan 3 orang luar biasa agar semakin bisa membimbingku. Beliau ustadzah Rus, ustadzah Atun dan ustadzah Tety.
Waktu terus berjalan, aku mulai tau hijab syar’i, dalil-dalil yang menerangkannya, dan dosa apabila tidak mampu memenuhi. Tapi aku tak bisa langsung untuk menjalankannya, baju-bajuku semuanya masih baju jahiliyah, tak ada sehelai pun yang baju syar’i, kain kerudung pun masih terbatas pada kerudung sekolah, hanya beberapa helai yang aku beli setelah memutuskan berkerudung.
:: Upz … ada yang berkesan, fase ini aku pernah dijerumuskan oleh sahabatku ke seorang dukun, padahal dia yang menuntunku berubah. (Alhamdulillah, sampai rumah ketika aku cerita orang tua beliau langsung memberi tahu bahwa orang yang aku datangi itu dukun dan bisa segera di tindak lanjuti tanpa menunggu waktu lama)::
Baru setelah bulan September, ketika aku mendapat jatah uang 800ribu buat beli baju, tanpa pikir panjang, sepulang acara ifthar jalanan yang diadakan oleh wisc aku beli rok, kerudung syar’i, juga baju. Aku begitu ingat, 3 hari berturut-turut aku beli baju, kuhabiskan semua itu uang. Kalau tidak salah dapat 2 rok, 6 kerudung rabbani ukuran m dan 4 kaos muslimah merek shekido, misty dan metalizer. Hmmm … pikirku cukup untuk kupakai sehari-hari di luar sekolah. Upz … 2 kerudung rabbani itu buat sekolah, karena sebelumnya kerudungku masih kecil.
Ada yang lucu juga, ketika aku sudah tau hukum larangan berjabat tangan, aku mulai membiasakan tidak berjabat tangan dengan non-mahrom. Aku siasati dengan selalu menjaga wudhu, mulai sejak pagi dari rumah, biar kalau ada teman cowok yang ajak salaman aku bisa menolak dengan alasan sudah wudhu dan mau shalat Dhuha. Tapi lama-lama ketahuan juga sama teman-teman, kadang saat aku sedang menulis atau sekadar duduk tiba-tiba ada teman cowok yang jahil sentuh tanganku. Kalau udah gitu tuh … hmmmmm …
Oooh iya, aku dulu dibenci guru agama lho. Gara-gara waktu kelas satu suka bikin masalah di kelas saat pelajaran beliau, suka bakar kertas di kelas, kalau istirahat suka banget bakar daun kering di belakang kelas ama nungguin teman-temanku merokok (tapi sungguh, aku gak ikut merokok, karena aku sangat benci itu barang) aku juga pernah beberapa kali kabur dari sekolah lewat jendela, tiap hari terlambat sampai pakdhe hampir di panggil BK, dan guru agama-ku selalu mengetahui semua kebandelanku itu makanya beliau tidak suka denganku (ini pengakuan beliau setelah aku masuk Rohis dan kami dekat). Alhamdulillah, setelah aku berubah eeeee aku bisa sangat dekat dengan beliau bahkan sudah seperti ibu sendiri. Yeyeyeyeye ….
Tepat awal oktober, hari minggu, saat les matematika. Pertama kali aku keluar rumah dengan memakai rok dan kain kerudung syar’i. Gak PD juga awalnya tapi tetap modis kok (hehe^^) aku ingat waktu itu pakai rok putih garis-garis kombinasi pink, kaos putih dan kerudung warna shalem. Awalnya diledekin juga sama teman-teman, hehe^^
Alhamdulillah … sejak saat itu aku berhijab. Sejak saat itu pula aku mengalihkan hobi belanjaku untuk membeli pakaian dan kerudung syar’i, dan ketika ditegur ibu, aku selalu berdalih “investasi buat kuliah bu”. Jalan yang kutempuh dalam fase ini tidaklah mulus, begitu banyak kontra yang aku hadapi, terutama dari pihak keluarga ibu. Ibu masih keukeh tidak mengizinkan aku memakai kain kerudung besar, sering aku dimarahi, ayah tiriku juga sering mengatai aku teroris dan om dari ibu pernah menamparku gara-gara hijab juga. Hhhh … tapi aku tak pernah menyerah, Allah selalu menolong setiap hamba yang memperjuangkan kebenaran. Alhamdulillah, pembuktianku mampu meluluhkan ibu, tengah semester 3 setelah aku kuliah, ibu mengizinkan aku berhijab syar’i.
Upz … tapi setelah koleksi baju syar’i-ku cukup banyak, aku gak hobi belanja baju lagi ya. Kata ibu uangnya kudu ditabung buat bekal kuliah soalnya udah jauh dari orang tua, udah gak dapat sangu double dari ibu dan pakdhe, jadi kudu prihatin, kudu hemat dan bisa membelanjakan uang sesuai proporsi yang tepat (nasihat ibu di penghujung kelas 3 SMA)
Agustus 2009 …
Aku menapakkan kaki di lingkunganku yang baru, sungguh serba baru, hanya dua orang teman dekatku yang ada di sini. Hhhhmmm … tak betah dengan tempat tinggal, tak bersih seperti di rumah, susah mencari makanan yang cocok, gak ada yang bangunin buat shalat subuh berjamaah, gak ada yang suruh makan, gak ada yang ingetin mandi biar gak telat, gak ada yang marah kalau ba’da Maghrib gak tilawah. Sempat drop, gersang, tilawah dan ibadah mahdhoh lainnya hanya sebuah ritual, tak menemukan getar, bahkan pernah 1 kali keluar kost tanpa kaos kaki. Astaghfirullah, entah pikiran apa yang waktu itu menjerumuskanku. Itu semua berlangsung selama 2 minggu, hingga kemudian kesadaran itu kembali datang, kembali mendekatkanku dengan Rabb-ku.
Oh ya, mungkin karena aku keluar dari kost binaan ikhwah maka aku dikira keluar dari jamaah, jadi aku belum bisa liqa di sini. Selama semester 1 aku lebih sering liqa online dengan MR di Wonosobo. Belum begitu menjadi masalah, aku juga gak terlalu memikirkan hal itu. Aku masih sangat menikmati aktivitasku sebagai mahasiswa baru dengan kegiatan-kegiatan yang baru juga. Alhamdulillah, selama itu pula masih terjaga kualitas ruhiyahku.
Awal semester 2, ada salah seorang senior yang meminang buat jadi murabbi a. senang banget rasanya, akhirnya aku bisa liqa di sini. Sayangnya semester 2 aku tak sekuat semester 1, aku mulai mengalami penurunan sejak aku dekat dengan salah satu ikhwan, hatiku mulai terkontaminasi, tak lagi terproteksi, hijab tersingkap, cinta semu hadir dalam masa yang tak tepat hingga kualitas ruhiyahku mulai mengeropos. Sebenarnya itu tak berlangsung lama, akhir Mei si ikhwan memutuskan untuk saling jauh. Namun justru keadaan itu semakin menggelincirkanku, buatku semakin terpuruk, jauh dari jati diriku yang dahulu. Kain kerudungku memang masih seperti sebelumnya, tapi hatiku telah berubah. Ritual ibadahku masih sama, tapi terasa hambar, sangat jarang aku merasakan greget saat tilawah ataupun shalat, bahkan aku jadi orang yang sangat ketus, dan tidak pernah tersenyum sama sekali. Kuliahku mulai jadi korban, IP-ku 2 semester turun. Keadaan ini berlangsung selama 1,5 tahun.
Ahhh … bodohnya aku, merusak diriku sendiri dengan tindakan konyol, tak berarti, sangat rendah dan murahan. Bodohnya aku, hanya karena cinta semu hancur semua yang telah aku tata, rusak tak berarti, menjadikan aku manusia rendah tak bermartabat, terbudaki oleh nafsu dan seolah tak percaya dengan takdir bahwa jodoh telah tertoreh dalam lauhul mahfuzh. Terlalu konyol, jauh dari akal sehat.
:: Miris jika mengingat semua itu.
Tapi … Allah tak pernah membiarkan hambanya terlalu lama dalam ruang gelap. Ia kembali merengkuhku, dengan cintaNya yang hangat. Penghujung semester 5, mendekati periode akhir aku di kampus ini, dengan seringnya nasihat dari ibu dan budhe, akhirnya aku mulai bisa kembali. Aku mulai bisa menerima keadaan dan menyadari kesalahanku. Aku mulai bisa berpikir realistis dan menerjemah dari sudut pandang syariat. Masya Allah … luar biasa sekali pengaruhnya, hatiku mulai tenang, aku bisa focus belajar, aku merasakan lagi greget yang sempat hilang 1,5 tahun ini. Cinta Allah terasa begitu dekat.
Sudah berlalu 5 bulan, keadaanku semakin membaik, aku mulai kembali menemukan keindahan masa-masa semester 1, hidup dalam kebeningan hati, tanpa kontaminasi kesemuan cinta, tanpa pengharapan terhadap sesuatu yang tak semestinya.
Langkah ini terasa begitu ringan, otakku bisa kembali berpikir jernih, dan tentunya ada sensasi tersendiri setiap aku berdua dengan-Nya, bukan lagi hanya sebagai sebuah ritual tanpa makna.
Tak kan ku biarkan kain kerudung ini mengecil apalagi terlepas, sungguh ini yang telah Allah jadikan sebagai penjagaku juga hatiku, hingga akhir waktuku.
Terima kasih Allah … cintaMu lebih dari apapun.
:: Cermin kecil, refleksi 4 tahun aku mengenal jalan ini.

Terima kasih:
-          si ikhwan, terima kasih atas ketegasannya. Dahulu memang terasa sakit, tapi kini ku mengerti.
-          ibu, akhirnya mendukungku berhijab.
-          dan seluruh kakak rohis ^^
-          juga teman-teman dan sahabatku ^^

Kita Adalah Pemuda




Ilustrasi (inet)
dakwatuna.com - Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar, sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk (Al Kahfi: 13)
Indonesia membutuhkan banyak pemuda-pemudi yang siap untuk membangun negeri dan umat. Memiliki idealisme, pemikiran yang jernih, dan khazanah yang tinggi sehingga tidak mudah untuk dirusak pemikirannya dengan pemikiran-pemikiran seperti liberal, kapitalisme dan isme isme lainnya.
Yang dibutuhkan oleh umat ini bukan hanya pemuda yang cerdas, namun juga mereka peduli dan bersedia bekerja dan mewakafkan dirinya untuk kesejahteraan rakyat dan umat. Tidak cukup satu atau dua pemuda saja, akan tetapi umat ini membutuhkan banyak pemuda dan pemudi untuk mengisi pos kepemimpinan negeri dalam membangun peradaban yang madani dan sejahtera.
Kita tengok sejarah, rata-rata pada saat zaman Rasulullah SAW, beliau hidup bersama di kalangan para pemuda. Rasulullah SAW menjadikan para pemuda sebagai kunci kemenangan dakwah, karena saat itu pula para pemuda lah yang menjadi tonggak kekuatan dalam membantu perjuangan untuk menegakkan panji Islam.
Hasan Al-Banna pernah mengatakan “mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok”. Wajah negeri dan umat ini ialah bagaimana dengan wajah pemudanya saat ini. Karena pemuda merupakan wajah yang akan membawa negeri dan memperjuangkan umat hingga pada kejayaannya kembali. Pemuda juga yang akan menggantikan kepemimpinan yang tak lama akan berlalu. Maka tangan-tangan para pemuda harus tetap menggenggam idealism dan bara perjuangan agar negeri ini tidak menjadi longgar dan banyak penyelewengan. Bermimpilah para pemuda, bermimpilah untuk membawa dan memformat akan seperti apakah wajah negeri kelak. Akan tetapi bukan hanya sekadar mimpi sesaat, namun kita realisasikan dengan benar-benar, diperjuangkan dan terus diupayakan.
Pemuda adalah energi besar untuk peradaban. Jika Soekarno mengatakan “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku guncang dunia dan akan aku geser gunung Semeru”, inilah ungkapan yang menunjukkan bahwa pemuda adalah kekuatan besar dalam membangun peradaban. Pemuda lah yang memiliki semangat juang dan idealisme yang kuat yang susah untuk dirobohkan. Al Fatih yang pernah membebaskan Konstantinopel setelah sangat lama Rasulullah katakan itu, dia adalah sosok pemuda yang memiliki kekuatan barisan, kekuatan pemikiran, kekuatan gerak, dan keluhuran iman. Sehingga Konstantinopel pun mampu untuk dibebaskan. Maka Al-Fatih dan pasukannya mendapat penghormatan sebagai panglima terbaik dan tentara terbaik sepanjang masa. Tentunya yang diharapkan negeri ini adalah pemuda-pemudi yang shalih dan shalihah, cerdas, siap untuk terus bergerak dan bekerja. Karena wajah umat ini hanya akan bisa dibawa oleh mereka orang-orang yang shalih. Inilah sosok yang Allah cintai. Bergerak dan bekerjalah karena Allah akan melihat kerja-kerja kita. Inilah sosok yang dicemburui para sahabat dahulu di hadapan Rasulullah SAW.
Sejarah Islam sudah banyak memperlihatkan sosok-sosok pemuda yang menjadi khazanah perubahan bagi umat. Mus’ab bin Umair, Usamah bin Zaid, Ali, Khalid bin Walid, Salman Al-Farisi, abu Ubaidah, bilal bin Rabah, Shalahudin, Al-Fatih, dan umumnya adalah para pemuda. Maka bangkitlah para pemuda, karena negeri ini membutuhkan pemuda pemudi seperti Anda!!
Wallahu’alam.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/11/23960/kita-adalah-pemudakita-adalah-pemuda/#ixzz2BLoWTvrI

motor listrik sederhana ^^


assalamu'alaikum kawan blogger hehhehe mau cerita-cerita nih ane disini.. dulu ane kan cerita galau mulu tuh, neh sekarang seneng-seneng aja deh yaa ^^ hihihii

seneng-seneng tapi kok judulnya fisika yaah ??? :o

jadi , kan ane ini udah kelas 12 nih, trus ada tugas untuk praktikum gitu, awalnya ane dan kelompok ane ngga tau apa yang harus di buat, (biasa deh kadang-kadang eror hheh )... nah yaudah ,dua hari selepas perayaan Idul Adha kerja kelompok dirumah temen ane, walaupun ane dan temen-temen ngga tau apa yang harus dikerjakan hehhehe..
setelah semua kumpul, akhirnya kami semua tuh berfikiran kalau kami di beri tugas untuk membuat induksi magnet, yausdah akhirnya kami lilit-lilitin paku pakai kawat gitu, terus di aliri energi batery (hahaha seperti SMP ini mah )
setelah membuat itu, ternyata kok, si pakunya ngga berhasil menjadi sebuah magnet, lalu ane dan temen ane yang sebagian pergi keluar untuk membeli seutas kabel , kami semua jalan kaki seklain olahraga gitu deh hihihi (olahraga siang hari bolong... hhaha sunder bolong kalee :p )

setelah membeli kabel , temen ane yg ikhwan keluar buat beli magnet di tukan loakan, ehh.. katanya ngga nemu-nemu, hemm sempet bingung juga tuh, karena kita ngga tau deh apa yang mau dikerjain lagi, yaudah akhirnya kami semua malah nonton film gitu hihihi film dari Singapura gitu,, keren deh  (lebih keren Indonesia si,, kan cinta Indonesia hhoho :p)
tapi satu dari temen ane malah nonton India yang judulnya "dil hai tumhara" hhaha
yaaaahhh... hari ini seru siih , seru nontonya sampe nagis-nangis whehehe, tapi tugasnya malah gatot alias gagal total , nihil.. huuuhuuu

setelah ane sampe kerumah, ane keinget guru fisika ane yang rumahnya deket dari rumah ane, ane ceritain aja tuh kegalauan ane tentang tugas fisika itu, lalu beliau bilang "praktikum motor listrik kali " eh, iya kali ya hehhe
yaudah ane ceritain aja semua, terus tiba-tiba guru ane bilang " aku punya magnet nih, mau  gak? nanti pakai aja hehe"
denegr tawaran itu , aaaaaaaaaaa syukur Alhamdulilllah hihihihi
yaudah akhirnya ane ketemuan deh sama beliau lalu minta sekalian di ajarkan cara pembuatan motor listrik itu .. (guru ane perempuan loh ya hahah )

dan... ternyata benar, kami di suruh membuat motor listrik .. hihihihi
minggu selanjutnya kami  mengerjakannya kembali, di rumah temen ane yang beda dengan minggu yag kemaren.. dan akhirnya kami berhasil ^^ Alhamdulillaah walaupun bentuknya sederhana tapi motor listriknya bisa berputar dengan stabil :D

dan dari motor listrk itu, ane jadi punya inspirasi untuk menciptakan sesuatu,, yaa mungkin impossible bagi tanggapan orang- orang disana, tapi ane yakin kok, selagi ada kemauan, usaha, dan terus do'a sama Allah pasti selalu ada jalan hehhe aamiin... kalo kata Maher Zain mah Insya Allah ada jalan hehhehe

udah dulu ah.. hihihi ngantuk ane, emm
doakan ane yaah.. ane bisa lulus UN tahun 2013 dengan nilai sesuai dengan target ane yaitu 59,15 lalu ane dapet SNMPTN Undangan UI GIZI 2013, terus nanti ane bisa dapett beasiswa untuk belajar di luar negeri aamiinn...... mohon aamiinkan ya kawan :D ^^ selamat berjuang juga yaaa!!!!
TAKBIR! ALLAHU AKBAR ^^
wassalamu'alaikum ^^


Sabtu, 03 November 2012

Hidayah, Sebuah Nikmat tak Ternilai





Ilustrasi (grandstrandvacations.com)
dakwatuna.com - Cerita ini mengenai sebuah pengalaman spiritual yang saya alami yang membuat saya hijrah. Hijrah yang atas izin-Nya beranjak dari kejahiliyahan menuju cahaya yang terang. Hijrah yang insya Allah ke arah yang lebih baik…
Sebuah pengalaman mengenai perjalanan saya untuk memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Allah, diin-Nya dan Rasul-Nya
Bismillah…
Seperti kebanyakan orang, saya seseorang yang hanya beridentitas muslim dan mungkin jauh dari muslim sesungguhnya…
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya, baik dosa-dosa itu adalah karena kebodohan saya, terlebih lagi dari kesadaran saya sendiri, baik yang diketahui (sadari) maupun yang tidak disadari, Aamiin allahuma aamiin…
Flashback ke 3 tahun belakang, ketika masih menikmati bangku perkuliahan, saya merasa gaya hidup saya masih jauh dari gaya hidup yang islami. Keseharian saya lebih banyak digunakan untuk hal-hal yang sifatnya duniawi dan waktu dihabiskan oleh kegiatan-kegiatan kampus entah itu kegiatan akademik maupun organisasi… Jarang sekali melakukan kegiatan yang sifatnya ukhrawi, kegiatan yang mengisi kebutuhan ruhiyah. Shalat jarang tepat waktu dan sering kali bolong. Baca Al-Quran? Mungkin hanya dalam kesempatan tertentu saja. Qiyamulail? Jarang sekali mengerjakannya…Saya jarang merasakan kenikmatan dan kekhusyu-an dalam beribadah. Mungkin karena hati ini sudah tertutup tinta-tinta hitam dosa yang saya lakukan. Pengetahuan tentang agama pun rendah. Jujur, saya meningkatkan ibadah saya ketika saya ada maunya kepada Allah, seperti ketika akan menghadapi UTS ataupun UAS. Astaghfirullah…
Jahilnya diri ini pada masa itu…
Tetapi………
Sungguh Allah azza wajalla sang maha pembolak balik hati umatnya…
Selama semester 7-8, saya banyak merenung, introspeksi diri mengenai apa yang sudah saya lakukan selama ini, saya berpikir umur sudah kepala dua tapi kelakuan begini-begini saja, ibadah saya masih jauh dari kata sempurna, belum ada perubahan dari sisi akhlak yang baik, pengetahuan agama pun segitu-gitu saja. Duh malunya…
Saya merindukan diri saya yang dulu.
Saya dibesarkan di keluarga dan lingkungan yang agamis. Ibu saya seorang aktivis dakwah yang cukup rajin menghadiri dan memberikan ceramah di majelis ta’lim. Kedua paman saya seorang ustadz dan tokoh agama dan menjadi guru ngaji anak-anak dan pemuda termasuk saya. Alhamdulillah saya termasuk murid yang menonjol dan berprestasi di antara yang lain. Hafalan dan ngaji saya termasuk paling baik. Keseharian saya sering diisi dengan kegiatan-kegiatan agama.
Yah saya rindu diri saya yang seperti itu…
Ada pergolakan batin yang sangat kuat, hampir di setiap malam saya menangis. Ada yang hilang dari diri saya. Malu dengan diri seperti ini, Mengaku seorang muslim tapi akhlak belum mencerminkan seorang muslim sejati. “Mau sampai kapan hidup saya seperti ini, mau sampai kapan hidup saya tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad? Bagaimana kalau besok saya meninggal dunia?” Pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu melintas di pikiran…
Dan saya sadar saya tidak boleh berdiam diri saja dengan kondisi seperti ini.
Ditambah lagi, saya mempunyai seorang sahabat yang sudah bersama saya selama 3 tahun. Kami tinggal satu kos-an selama 3 tahun itu. Sahabat yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri. Sahabat yang menjadi salah satu motivasi saya untuk berubah. Dia lebih beruntung dari saya karena dia telah terlebih dahulu mendapatkan hidayah-Nya, melakukan perubahan dan bisa menikmati indahnya Islam dan manisnya iman…
Saya iri pada sahabat saya ini (iri dalam artian positif). Dia memiliki amalan yang lebih baik dari saya. Misalnya, ketika shalat Maghrib, dia berjamaah di masjid, saya shalat di kos-an. Dia tilawah Al-Quran, saya cengengesan sambil twitteran, Dia shalat subuh ke mesjid, saya baru bangun jam 6…
Saya iri dia lebih baik dari saya. Iri karena dia lebih shalih, lebih dekat dengan Allah. Saya malu dengan diri sendiri, mau sampai kapan seperti ini. Saya berpikir, kalau dia saja bisa berubah menjadi lebih baik, kenapa saya tidak?
Saya harus mulai bertobat,
Saya harus memperbaiki diri, bertahap namun pasti…
Saya ingin berubah menjadi seorang muslim sejati,
Saya ingin akhlak saya seperti Nabi Muhammad, saya ingin lebih dekat dengan Allah.
Dan mungkin inilah yang disebut hidayah-Nya, Sebuah cahaya yang indah yang masuk ke dalam hati. . Saya merasa berada dalam sebuah anugerah yang tiada ternilai dari Dzat yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Sebuah nikmat yang luar biasa besar. Sebuah cinta yang begitu sulit untuk diungkapkan. Ada semangat yang luar biasa untuk memiliki hubungan yang lebih dekat dengan-Nya. Semangat untuk mendapatkan Cinta dan Ridha-Nya.
Semangat itu dimulai dengan memperbaiki ibadah, saya memperbaiki shalat fardhu saya. Setiap shalat harus tepat waktu dan berjamaah. Kemudian saya mulai membiasakan membaca Al-Quran setiap hari, di manapun dan kapan pun.
Semangat itu makin lama semakin besar, saya tidak puas hanya dengan menjalankan shalat fardhu saja, saya ingin melakukan shalat lain. Maka saya mulai membiasakan untuk melakukan shalat-shalat sunat seperti shalat rawatib, Dhuha, hajat, taubat dan qiyamul lail seperti tahajud dan witir. Semua itu dilakukan secara bertahap dan karena selalu dilakukan setiap hari, lama-lama itu menjadi sebuah kebiasaan, Alhamdulillah…
Ada kebahagiaan yang luar biasa, ada ketenangan hati yang menjelma, ada rasa syukur yang besar ketika saya bisa menjalani perintah-Nya dan itu membuat saya merasa lebih dekat dengan-Nya.
Alhamdulillah…
Suatu ketika sahabat saya ini sadar tentang “perubahan” yang saya lakukan dan tiba-tiba memancing saya dengan sebuah pertanyaan “Fik mau cerita ga?”
Saya bergumam “Heuh tau aja ni orang kalau saya mau cerita”…
Dan akhirnya pada malam itu saya curahkah perasaan saya, saya ceritakan pengalaman spiritual yang saya alami, saya ungkapkan kemauan saya dan alhamdulillah sahabat saya ini menanggapi dengan positif dan menyambut dengan bahagia.
Dia berkata “Selama ini saya diam-diam amati Opik, liat perubahan Opik, dan saya seneng banget ngeliatnya”. Alhamdulillah Fik, Semoga bisa istiqamah. Mari kita melangkah bersama”
Rasa syukur kepada Allah karena telah memberikan sahabat yang bisa mengajak untuk lebih dekat dengan-Nya dan itu merupakan salah satu karunia besar dalam hidup saya. Alhamdulillah Terima kasih sahabatku…
Semenjak itu, persahabatan kami semakin akrab, kami saling mengingatkan ketika salah, saling mengajak kepada kebaikan. Kami sering shalat berjamaah bersama, tilawah Al-Quran bersama, dzikir bersama, mendengarkan siraman rohani bersama. Saya semakin menyayangi sahabat saya ini karena Allah…
Ah indahnya ukhuwah islamiyah itu.
Hari demi hari saya sangat menikmati dengan diri saya yang baru ini, saya merasakan kenikmatan ketika saya beribadah, rasa syukur yang teramat besar kepada Allah karena menjadi hamba-Nya yang terpilih untuk mendapatkan ridha dan cinta-Nya melalui hidayah-Nya yang sangat manis.
Tak berhenti di sana, ketika rasa haus akan pengetahuan agama semakin besar dan di saat saya membutuhkan lingkungan dan teman-teman yang sama seperti saya. Saya dipertemukan oleh sahabat saya ke seseorang yang sudah saya kenal sebelumnya tapi tidak akrab. Senior saya di kampus, seseorang yang saya ketahui merupakan ikhwan yang sangat baik, shalih serta rendah hati dan saya sangat menghormati beliau. Beliau adalah seorang murabbi.
Pada suatu rabu malam. Saya diajak oleh sahabat saya ke sebuah majelis kecil. Waktu itu yang datang hanya bertiga, saya, dia dan sang murabbi. Dalam kesempatan itu saya mencurahkan perasaan saya, menceritakan pengalaman spiritual saya, serta mengungkapkan kemauan saya kepada sang murabbi untuk bersedia membimbing saya dan ikut bergabung dalam majelis kecil ini.
Bak pucuk dicinta ulam pun tiba, sang murabbi menyambut bahagia dan mengamini niat saya. Saya luar biasa bahagia mendengarnya dan bersyukur kepada Allah atas berkah ini.
Beliau berpesan:
“Berbahagialah Fik dengan hidayah yang Allah berikan kepadamu dan jangan biarkan hidayah itu berlalu darimu. Mintalah selalu kekokohan dan keistiqamahan di atas iman kepada Dzat Yang Maha Mengabulkan doa. Teruslah mempelajari agama Allah. Bergaullah dengan orang-orang shalih dan jauhi orang-orang jahat yang dapat merancukan pemahaman agamamu serta membuatmu terpikat dengan dunia. Semua ini sepantasnya Opik lakukan dalam upaya menjaga hidayah yang Allah anugerahkan kepadamu. Jaga nikmat ini”
Ya Allah, wahai Dzat Yang Membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu, di atas ketaatan kepada-Mu. Amin ya Rabbal ‘alamin ….
I pray to God with my heart, soul and body, every single day of my life
With every breath I solemnly promise. To try to live my life for you
Oh Allah, you did revive my soul and shone Your light into my heart
So pleasing you is now my only goal. Oh I love you so
Now I know how it’s like to have Your precious love in my life
Now I know how it feels to finally be at peace inside
I wish that everybody knew how amazingly feels to love you
I wish that everyone could see how Your love has set me free
Set me free and made me strong
Oh Allah, I’m forever grateful to You. Whatever I say could never be enough
You gave me strength to overcome my uncertainties and stand firm against all the odds
You are the One who did revive my soul. You shone Your light into my heart
So pleasing you is now my only goal. Oh I love you so
(Maher Zain – I Love You so)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/10/23909/hidayah-sebuah-nikmat-tak-ternilai/#ixzz2B9uC0aqt

Beginilah Jilbab Kita Ukhti


Ilustrasi. (qimta.devianart.com)
dakwatuna.com - Lagi-lagi, mata kita semakin akrab dengan propaganda-propaganda amatir di media. Propaganda yang  jikalau aku boleh berucap, propaganda yang salah! Pikiranku cukup terganggu dengan tagline berupa: “yang penting memakai jilbab”.  Begitukah?
Ya, sekarang zaman memang sudah modern. Jilbab dengan berbagai gaya dan warna tidak sulit kita cari di mana pun. Mau model panjang, pashmina, jilbab paris, bahkan ada yang bermodel dan diberi nama jilbab ninja atau jilbab maroko. Subhanallah banyak. Pun juga wanita dan anak-anak remaja yang berjilbab, sudah kian banyak di mall, masjid, kampus, sekolahan, kantor dan di tempat-teman eksklusif juga ada. Sekarang tidak seperti dulu, jilbab kian dimodifikasi oleh pembuat fashion, dipertontonkan modelnya. Sehingga banyak wanita yang tertarik mengenakannya.
Dulu yang berjilbab itu jarang, sedikit, minoritas, bahkan dilarang. Tidak seperti sekarang. Wanita berjilbab semakin mudah kita temukan bukan? Dan dengan berjilbab pula, kecantikannya tidak luntur sama sekali. Malah sekarang makin diperhias dengan jilbab yang dililit ini itu, diberi bros yang besar-besar, diperpendek, diperketat, diganti menjadi bahan yang transparan/tipis guna agar menarik perhatian.
Wanita yang berjilbab sekarang banyak yang menggunakan dalaman ninja, cukup dihias sedikit dengan jilbab paris (yang hanya sebagai penghias tentunya). Tidak rapi padahal. Tapi memang sangat terlihat modis, fashionable, lebih feminim atau apa pun lah namanya. Bahkan aku pernah melihat model tutorial jilbab, di mana jilbab paris itu seakan-akan dibuat seperti rambut, dililit-lilit kemudian diberi pita, atau semacam dikepang. Cantik memang.
Kemudian wanita-wanita yang berjilbab tersebut tidak segan mengenakan kaos ketat atau celana/rok kaos yang juga menjiplak. Ditambah gelang besar. Disempurnakan dengan gelang kaki atau high heels tinggi yang warnanya kontras dengan busananya. Sekali lagi, cantik memang.
Namun, apakah begitu Islam mengajarkan cara berpakaian pada kita? Begitukah yang tertulis di Al-Qur’an kitab kita, Ukhti? Hingga kita lupa, bahwa seharusnya kerudung kita itu menutup hingga ke dada. Bahwa seharusnya, telapak kaki kita juga aurat dan harus juga dibungkus dengan kaos kaki. Bahwa Al-Qur’an mengajarkan untuk menutup aurat kita, bukan cuma membalut aurat. Sadarkah kita bahwa kita telah terhipnotis fashion buatan manusia perusak? Bahwa seharusnya kita tidak mempertontonkan kecantikan dan perhiasan kita untuk yang bukan muhrim.
Sebaiknya kita merenungi mulai dari hal sepele ini, yaitu pakaian kita. Jika hal-hal sepele seperti ini saja pikiran kita tercuci, apalagi hal-hal yang lain. Dengan tagline, “yang penting menutup aurat kan, daripada engga berjilbab sama sekali”. Menutup yang mana jikalau lekukan leher mu masih kelihatan Ukhti? Jikalau kamu tambahkan sesuatu ke dalam jilbab mu sehingga bentuknya seperti punuk unta. Aurat mana yang dirimu tutup ukhti? Jikalau keindahan kakimu masih tersingkap oleh mata-mata nakal. Jikalau dada mu masih menantang. Jikalau bajumu semakin dipendekkan. Aurat mana yang dirimu tutup ukhti?
Semoga kita tetap istiqamah di jalan-Nya. Berpegang teguh dengan Al-Qur’an. Taat akan perintah-perintah-Nya. Hingga hati ini tak ragu lagi berkata, Begini lah Jilbab kita Ukhti! Tertutup, longgar dan panjang. Tidak transparan. Tidak menarik perhatian. Tidak mencetak perhiasan kita, dan akan selalu kita lestarikan demi adik dan anak-anak kita kelak. Aamiin.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/11/23922/beginilah-jilbab-kita-ukhtibeginilah-jilbab-kita-ukhti/#ixzz2B9sIM2iT

Kamis, 01 November 2012

perahu kertas


Perahu kertasku kan melaju membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila, tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku betapa ajaibnya hidup ini
Mencari-cari tambatan hati, kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi (cinta-cinta) cita-cita (cinta-cinta)
Yang lama ku pendam sendiri, berdua ku bisa percaya
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
Tiada lagi yang mampu berdiri
Halangi rasaku, cintaku padamu
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
Oh bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada di antara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu

About this blog

fastabiqul khoirot ^_^

Total Tayangan Halaman

Assalamu'alaykum akhy wa ukhty

Assalamu'alaykum akhy wa ukhty