baik kali ini kita akan membahas mengenai pacaran, adakah pacaran islami ? cara menggendalikan cinta?
Bagi remaja, bila istilah itu disebut-sebut bisa membuat jantung berdetak lebih kencang. Siapa sih yang nggak semangat bila bercerita seputar aktivitas pacaran ini? Semua orang yang normal pasti seneng. Apalagi yang digambarkan dalam cerita film dan novel, baik yang happy ending maupun unhappy ending kisah-kasih itu. Tetap mengasyikan. Pokoknya aktivitas baku syahwat yang memang bukan barang baru di kalangan remaja itu terus diekspos dan dibuat seolah-olah legal.
Bagi remaja, bila istilah itu disebut-sebut bisa membuat jantung berdetak lebih kencang. Siapa sih yang nggak semangat bila bercerita seputar aktivitas pacaran ini? Semua orang yang normal pasti seneng. Apalagi yang digambarkan dalam cerita film dan novel, baik yang happy ending maupun unhappy ending kisah-kasih itu. Tetap mengasyikan. Pokoknya aktivitas baku syahwat yang memang bukan barang baru di kalangan remaja itu terus diekspos dan dibuat seolah-olah legal.
Punya
tampang sekeren personelnya "Westlife"? Dijamin bakal dikejar-kejar
kaum Hawa. Baik yang mengejar ingin dikencani maupun yang ingin nagih
utang (hua..ha..ha..). Coba aja bayangin, wanita mana sih yang nggak
deg-degan kalo lihat tampangnya si Mark atawa Kian? Wuih, histeris,
Brur! Maklum cowok ABG yang tergabung dalam kelompok Westlife ini cool
banget. Jadi nggak heran kalo anak cewek merasa nyaman dapat gacoan
model begitu.
Bicara
soal rasa cinta memang diakui mampu membangkitkan semangat hidup. Suer,
nggak bohong! Termasuk anak masjid, yang katanya 'dicurigai' tak kenal
cinta. Sama saja, anak masjid juga manusia, yang memiliki rasa cinta dan
kasih sayang. Pasti dong, mereka juga butuh cinta dan dicintai.
Soalnya, perasaan seperti itu wajar dan alami. Malah aneh bila ada orang
yang nggak kenal cinta, jangan-jangan bukan orang. Nah, biasanya bagi
remaja yang sedang kasmaran, mereka mewujudkan cinta dan kasih sayangnya
lewat aktivitas pacaran. Kayak gimana sih? Deuuh, pura-pura nggak tahu.
Itu tuh, cowok dan cewek yang saling tertarik, lalu mengikat janji dan
akhirnya ada yang sampai hidup bersama layaknya suami-isteri. Padahal
dalam Islam ada aturan mainnya. Nggak sembarangan sesuka udelnya.
Tapi
celakanya, pacaran telah begitu mendarah daging dalam kehidupan
masyarakat sekarang. Dan ternyata yang paling banyak mempraktekkan
'amalan' tersebut adalah remaja macam kamu. Dari mulai yang backstreet,
karena takut ketahuan sama ortu, sampai yang berani tanpa tedeng
aling-aling. Mulai cuma jalan berdua sambil pegangan tangan, sampai ada
yang berani ke level berikutnya dan berikutnya. Berbahaya bukan?
Omong-omong
soal pacaran, ternyata sekarang ada gosip baru tentang pacaran Islami.
Ini kabar bener atau cuma upaya melegalkan aktivitas baku syhawat itu?
Malah disinyalir, katanya banyak pula yang melakukannya adalah anak
Rohis/anak masjid. Artinya mereka itu pengen Islam, tapi pengen pacaran
juga? Ah, ada-ada saja! Masak 'segila' itukah kasusnya? Kalo ternyata
benar, bagaimana dengan yang lain yang bukan 'anak masjid/anak rohis'?
Weleh-weleh berat juga ternyata, ya?
Nggak Ada Pacaran Islami!
Memang
betul, kalo dikatakan bahwa ada anak masjid yang meneladani tingkah
James Van Der Beek dalam serial Dawson's Creek tapi bukan berarti
kemudian dikatakan ada pacaran islami. Itu nggak benar. Tetap saja,
siapapun yang melakukan aktivitas maksiat, tetap saja berdosa. Jangan
karena yang melakukan adalah anak masjid lalu ada istilah pacaran
Islami. Nggak bisa, jangan-jangan nanti kalo anak masjid kebetulan lagi
nongkrongin judi rolet, disebut judi islami? Wah gawat bin bahaya, Non!
Tapi
mungkin bukan itu yang dimaksud. Kita yakin kok, kalo yang namanya
pacaran secara 'radikal', pasti anak masjid/anak rohis nggak bakal
melakukannya. Malu. Bisa jadi itu alasannya. Tapi masalahnya adalah
bagaimana ketika mereka mengekspresikan rasa cintanya, karena
beliau-beliau juga manusia seperti kita. Barangkali sebagian anak masjid
ataupun anak rohis menganggap boleh-boleh saja bila aktivitas pacaran
itu tidak sebrutal pada umumnya. Boleh jadi itu dugaan dan anggapan.
Disinilah perlunya pemahaman Islam yang benar dan tinggi. Jangan sampai
aktivitas maksiat berubah menjadi halal hanya gara-gara pake embel-embel
Islam. Nggak bisa dan memang nggak benar.
Tentu
lucu bin menggelikan dong, bila suatu saat nanti teman-teman remaja
yang berstatus anak masjid atau aktivis dakwah terkena 'virus' cinta
kemudian mengekspresikan cintanya lewat pacaran. Tapi inget, aktivitas
itu nggak bisa disebut pacaran islami, karena memang nggak ada istilah
itu. Jangan salah sangka, mentang-mentang pacarannya pake jilbab, baju
koko dan berjenggot, lalu mojoknya di masjid, kita sebut aktivitas
pacaran Islami. Wah salah besar, itu. Dan yang jelas dosa besar! Suer,
kita juga nggak pernah dengar istilah daging babi islami, hanya
gara-gara disembelihnya dengan menyebut nama Allah, misalkan. Ya nggak?
Begitulah, tak ada istilah pacaran islami, seperti halnya tak ada
istilah daging babi islami. Catet itu, Brur!
Lalu
bagaimana dengan sepak terjang teman-teman remaja yang terlanjur
menganggap aktivitas baku sayhwatnya sebagai pacaran islami? Tentu saja
itu dosa. Sekali lagi dosa! Iya dong, soalnya siapapun yang melakukan
kemaksiatan jelas dosa sebagai ganjarannya. Apalagi anak masjid ataupun
anak rohis. Malu-maluin aja.
Jadi
memang pacaran islami itu nggak ada. Tapi kenapa istilah itu bisa
muncul? Boleh jadi karena teman-teman remaja yang punya semangat
keislaman tapi miskin tsaqofah(pemahaman) Islamnya. Modalnya cuma
semangat doang. Karuan saja itu sangat berbahaya. Bukan apa-apa,
mencintai Islam nggak cukup modal semangat yang menyala. Ilmunya juga
kudu dipelajari. Kalo nggak kenal, tentu saja kita nggak bakal sayang
sama Islam. Makanya harus mengenal Islam lebih jauh. Supaya bisa
'menyayanginya'. Bahkan akan membelanya jika ada orang yang berusaha
memadamkan cahaya Islam. Remaja yang mencintai Islam tentu saja nggak
bakal menodai Islam dengan aktivitas maksiatnya, seperti pacaran,
misalkan. Itu nggak baik dan memang nggak bener. Kalo kamu dilanda
cinta, kan nggak mesti diwujudkan dalam bentuk pacaran, iya, nggak?
Bagaimana Mengendalikan Cinta?
Siapa
bilang cinta tak bisa dikendalikan? Bisa, Brur! Malah kalo tahu aturan
mainnya enjoy saja, tuh. Barangkali yang merasa sulit mengendalikan
cinta karena memang terlalu memanjakan hawa nafsunya. Bener kan? Aduh,
bila yang terjadi demikian, berarti memang rada-rada sulit untuk bisa
mengendalikan. Ibarat kamu lagi sakit, tapi tak berusaha untuk
menyembuhkannya. Pantangan malah diterjang, ya, gawat. Gimana mau
sembuh?
Memang
betul, bila hati tengah dilanda cinta, serasa dunia milik sendiri dan
cuma ingin membaginya kepada seseorang yang selalu ada di hati. Kemana
saja dan di mana saja selalu ingat si dia (tapi hati-hati, jangan sampai
lihat 'saudara-saudaranya' di kebun binatang jadi ingat si dia juga).
Malah tak jarang yang akhirnya harus menderita karena cinta pula. Ibnu
Qayyim Al Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul "Raudhah Al Muhibbin wa
Nuzhah Al Musytaqin" alias "Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam
Rindu" mengutip sebuah kisah tentang 'kuatnya' cinta yang mampu membuat
pelakunya tetap mencintai meski kekasihnya sudah di alam kubur. Heboh
juga, ya? Atau kisah kasih Romeo and Juliet karya William Shakespeare
yang evergreen alias selalu fresh. Sampai-sampai ada parodinya, Rojali
dan Juleha, film Indonesia yang dibuat tahun 70-an dan dibintangi
Benyamin S., Nanu "Warkop", dan Ida Royani. Bukan hanya itu, Chris
Klein, Leelee Sobieski, dan Josh Hartnett ikut menghangatkan film remaja
paling anyar, Here on Earth pun bikin remaja dibuai dengan percintaan.
Itulah fakta bahwa cinta memang bikin hidup lebih hidup (sori, nggak
bermaksud nyontek pameo Losta Masta!)
Dan
perlu diketahui 'virus' cinta bisa menimpa siapa saja, termasuk anak
masjid atawa aktivis dakwah di sekolah/kampus. Iya, dong, soalnya mereka
juga manusia. Bisa sedih, bisa gembira. Sangat mungkin untuk sakit
hati, dan sekaligus bisa berbunga-bunga. Namun tentu saja kadar
kesedihan dan kegembiraannya berbeda-beda satu sama lain. Nah, berkaitan
dengan urusan cinta ini, anak masjid bukan berarti 'ma'sum' dari
melakukan aktivitas itu. Bisa saja mereka berbuat begitu. Tapi tentu
saja, akan sangat hebat bila ketaatan kepada Islam mampu menenggelamkan
hawa nafsunya dari berbuat maksiat. Disinilah perlunya ilmu untuk
mengendalikan cinta supaya nggak liar tak karuan. Kalo liar bisa gawat.
Apalagi menimpa anak masjid atawa aktivis dakwah di sekolah. Malu dong, kalo sampe aktivis dakwah pacaran. Bukan hanya memalukan, tapi juga dosa.
Setiap
orang boleh mencintai dan dicintai. Itu haknya, termasuk remaja seusia
kamu. Tapi bukan berarti kemudian menghalalkan segala cara, seperti
melakukan pacaran. Brur, aktivitas itu sangat bertentangan dengan ajaran
Islam. Kamu kan seorang muslim, masak mau melakukan tradisi yang bukan
berasal dari Islam. Suer, budaya pacaran itu tak dikenal dalam kamus
ajaran Islam. Nggak ada itu. Catet, ya! Yakin deh, cinta itu bisa
dikendalikan. Yang nggak bisa itu adalah dimatikan. Ini memang urusan
hati. Jadi sejauh mana hati kita bisa menahan hawa nafsu yang bergejolak
dalam gairah jiwa muda kita. Kamu tetap harus tahu aturan main dalam
Islam. Wajib kamu ketahui, bahwa
Islam
tak pernah mengekang umatnya. Kalaupun ada aturan yang menurut kamu
mengekang aktivitas kamu. Kamu jangan salah paham. Itu adalah upaya
Islam untuk menyelamatkan umatnya. Ya, itulah 'risiko' kamu milih Islam,
yang tentu saja itu adalah pilihan terbaik buat kamu.
Lalu
bagaimana langkah riil dalam mengendalikan cinta? Begini sobat, hal
yang paling mendasar sebagai seorang muslim kamu kudu beriman kepada
Allah SWT. Dan keimanan kepada Allah itu bukan cuma mengimani
keberadaan-Nya saja, yakni hubungan penciptaan (shilatul kholqi), tapi
sekaligus harus ada hubungan ketaatan terhadap perintah-perintah Allah
(shilatul awaamir). Nah, dengan kata lain, wajib taat terhadap apa yang
telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah SWT:
وَمَا
كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah
dia telah sesat, sesat yang nyata." (Al Ahzab: 36).
Ketaatan
kamu itu akan menciptakan dinding yang tebal agar kamu tak tergoda
untuk melihat atau melakukan aktivitas yang tak diperintahkan oleh Allah
dan Rasul-Nya. Terus kamu juga kudu memahami bahwa perasaan cinta itu
muncul jika ada rangsangan dari luar. Maka langkah bijak dan logis
adalah menutup seluruh peluang yang bisa membuat kamu tergoda untuk
melakukannya. Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-pikiran
kamu tentang cinta yang liar sehingga kamu merasa gatal bila tak
menempuh jalur pacaran untuk mengekspresikan cinta kamu. Sebaliknya kamu
harus menyibukkan diri dalam aktivitas yang tidak bersentuhan dengan
perasaan-perasaan cinta terhadap lawan jenis kamu. Olah raga atau full
ngurus pengajian, insya Allah cara itu bisa mengusir keinginan kamu
untuk melakukan pacaran.
Pilih mana; Nikah atau Zina?
Idih,
ngeri bin serem! Pilih nikah dong! Aman dan dapat pahala. Iya, nggak?
Tapi sebentar, kita kan masih sekolah, masak mau nekat nikah, sih? Ya,
itu persoalannya.
Jadi
begini sobat, tadi kita sudah sepakat bahwa tak ada istilah pacaran
islami. Betul, kan? Terus kamu juga sudah tahu bagaimana mengendalikan
cinta. Masalahnya sekarang tak ada jalan lain bila kamu tetap ngotot
ingin menyalurkan 'aspirasi' kamu kepada lawan jenis kecuali nikah.
Nikah adalah sarana legal dan aman secara syar'i untuk menumpahkan kasih
sayang kita seutuhnya kepada lawan jenis kita. Firman Allah SWT.:
وَمِنْ
ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا
إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ
لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir." (Ar Ruum: 21)
Bahkan Al Quran juga menyisipkan larangan untuk berbuat zina. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
"Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Al Isra: 32).
Inilah Al Quran pedoman yang paripurna yang bakal menyelamatkan kita.
Nah,
itu memang tuntunan Al Quran. Tapi lain lagi dengan tuntunan para
selebriti yang telah menancapkan pengaruhnya lewat perilaku hidupnya.
Selebriti mana sih yang bersih dari perbuatan ini? Masih ragu-ragu
menunjuk selebriti mana yang alim. Bukan apa-apa, ketika ia memilih
karir dan 'pekerjaan' sebagai artis, sejak saat itulah ia mulai
melangkah meninggalkan ajaran Islam yang suci. Terus terang, sudah
menjadi rahasia umum kan bila mayoritas kehidupan kaum selebritis akrab
dengan kemaksiatan.
Celakanya,
remaja sekarang justeru mencontek abis gaya hidup artis pujaannya.
Termasuk sebagian anak masjid, lho. Disinilah perlunya pemahaman Islam.
Kembali
ke urusan cinta. Memang bila kamu tetap ngotot ingin berkasih-sayang
dengan putri pujaan kamu. Atau untuk yang putri dengan 'Arjuna'
pilihannya. Ya, sudah, nikah saja. Habis perkara. Iya, nggak? Kalo
ternyata masih mikir-mikir karena masih sekolah. Mendingan keinginan itu
'dikubur' dulu untuk sementara. Kamu fokuskan dulu belajar. Tapi ingat,
jangan coba-coba nekat untuk 'mendekati' kekasihmu dengan cara pacaran.
Soalnya Non, pacaran itu adalah pintu gerbang menuju perzinaan.
Makanya, kita wanti-wanti banget jangan sampai kamu ngotot melakukan
aktivitas baku syahwat yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Jadi
sekali lagi, pacaran islami itu nggak ada dalam kamus ajaran Islam.
Kalaupun boleh mengatakan, ada sih 'pacaran islami', yakni nikah dulu!
Begitu, Non!
0 komentar:
Posting Komentar